Power Amplifier Sistem OTL, OCL dan BTL
Power Amplifier merupakan suatu rangkaian penguat yang di dalamnya terdapat gabungan dari suatu rangkaian penguat tegangan dan penguat arus. sesuai dengan istilahnya yaitu Power Amplifier
atau disingkat PA yang artinya penguatan daya, sesuai dengan persamaan
Daya (P) yang menyatakan bahwa suatu daya nilainya adalah hasil kali
antara tegangan (V) dan arus (I). Maka untuk mendapatkan suatu daya atau
Power maka dua hal pokok yang perlu diperhatikan adalah arus dan
tegangan, sehingga pada power amplifier ini untuk menentukan besarnya
daya (Watt) pada perangkat power amplifier maka yang diperhatikan adalah
rangkaian penguat tegangan dan rangkaian penguat arus.
Pada umumnya pada suatu rangkaian power amplifier, rangkaian penguat
arus selalu berada di bagian paling akhir dari rangkaian setelah
melewati rangkaian penguat tegangan. Hal ini agar sinyal dari suatu
gelombang yang diterima pada rangkaian power amplifier mengalami
penguatan terlebih dahulu oleh rangkaian penguat tegangan yang biasanya
menggunakan suatu op-amp dengan penguatan tertentu atau dapat juga
menggunakan transistor dengan arus dan daya rendah agar lebih sensitif
terhadap sinyal gelombang masukan, sehingga setelah dikuatkan tegangan
menjadi lebih besar beberapa kali lipat namun arusnya masih sangat kecil
dan belum mampu untuk menggerakkan membran loudspeaker yang biasanya
memiliki impedansi (4, 8 atau 16 ohm) oleh karena itu harus dikuatkan
terlebih dahulu dengan suatu rangkaian penguat arus oleh transistor yang
komplemen (kombinasi PNP dan NPN) dengan arus dan daya besar. Seperti
halnya juga pada transistor penguat arus 2N 3055 yang digunakan pada
suatu rangkaian regulator tegangan (misal: 7805) untuk mendapatkan
tegangan 5 volt dengan arus yang melebihi dari batasan kemampuan dari
arus IC regulator tersebut.
1. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)
Power amplifier model OCL pada umumnya biasa dipakai untuk keperluan dengan daya yang sangat besar, karena pada power amplifier OCL ini didukung oleh catu daya atau power supply simetri V(+), V(-) dan Ground (0). Salah satu ciri yang paling penting pada power amplifier model ini adalah salah satu ujung beban pada keluaran atau output pada rangkaian power amplifier ini terhubung dengan CT transformator atau sumber tegangan sebagai titik simpul atau titik tengah dari suatu gelombang yang akan dihasilkan. Sehingga pergerakan amplitudo gelombang akan menuju V(+) dan V(-) melewati CT transformator sebagai ground dan titik tengah dari amplitudo gelombang tersebut.
1. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)
Power amplifier model OCL pada umumnya biasa dipakai untuk keperluan dengan daya yang sangat besar, karena pada power amplifier OCL ini didukung oleh catu daya atau power supply simetri V(+), V(-) dan Ground (0). Salah satu ciri yang paling penting pada power amplifier model ini adalah salah satu ujung beban pada keluaran atau output pada rangkaian power amplifier ini terhubung dengan CT transformator atau sumber tegangan sebagai titik simpul atau titik tengah dari suatu gelombang yang akan dihasilkan. Sehingga pergerakan amplitudo gelombang akan menuju V(+) dan V(-) melewati CT transformator sebagai ground dan titik tengah dari amplitudo gelombang tersebut.
Gambar power amplifier model OCL
2. Power Amplifier OTL (Output Transformator Less)
Power amplifer model OTL merupakan salah satu model power amplifier yang digunakan untuk daya kecil sampai daya sedang tidak lebih dari 100 Watt. Mungkin dahulu masih ada yang menggunakan power amplifier model OTL ini untuk perangkat sound sistem, tetapi untuk saat ini sudah jarang sekali digunakan. Akan tetapi saat ini tetap masih banyak digunakan pada beberapa perangkat elektronik untuk penghasil suara dengan daya kecil seperti televisi, radio, laptop, bahkan handphone yang kita gunakan setiap hari juga menggunakan tipe power amplifier OTL untuk penguat audionya. Salah satu ciri dari model power amplifier tipe OTL ini adalah dari catu dayanya atau power supply yang digunakan adalah non-simetri sehingga cukup menggunakan catu daya baterai (pada kutub + dan -) atau adaptor dengan V(+) dan ground (0). Akan tetapi pada keluaran atau output pada power amplifier ini biasanya haruslah diberi coupling atau penghubung oleh sebuah kapasitor dengan ukuran yang cukup besar diatas 1000uF dan biasanya dipakai kapasitor berjenis elco polar. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan offset (DC) pada keluaran karena mengingat catu daya yang digunakan adalah catu daya non-simetri sehingga mengakibatkan amplitudo gelombang pada keluaran yang dihasilkan tidak memiliki titik simpul atau titik tengah pada tegangan 0 volt jika tidak diberi oleh kapasitor polar elco sebagai coupling. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan pada kawat email pada lilitan speaker karena tegangan DC yang keluar dari power amplifier dapat membuat kawat email menjadi cepat panas dan terbakar seperti layaknya elemen pemanas yang menggunakan tegangan DC. Maka dengan memanfaatkan sifat kapasitor sebagai penyimpan dan pembuang muatan maka tegangan offset keluaran (DC) pada power amplifier model OTL ini dapat diredam dan titik simpul dari amplitudo gelombang akan tetap berada pada 0 volt dengan bantuan kapasitor. Sehingga titik puncak V(+) dan lembah V(-) amplitudo gelombang dapat dicapai dengan memanfaatkan penyimpanan dan pembuangan dari kapasitor dengan ground (0 volt) sebagai titik tengahnya.
Gambar power amplifier model OTL
3. Power Amplifier BTL
Pada power amplifier model BTL (Bridge-Tied Load) ini dapat dibuat dengan mengkonfigurasi dua buah power amplifier model OCL atau dua buah power amplifier model OTL menjadi suatu model power amplifier menyerupai rangkaian jembatan.
Pada power amplifier model BTL (Bridge-Tied Load) ini dapat dibuat dengan mengkonfigurasi dua buah power amplifier model OCL atau dua buah power amplifier model OTL menjadi suatu model power amplifier menyerupai rangkaian jembatan.
Gambar power amplifier model BTL yang dibentuk dari 2 buah OCL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar