Jumat, 20 April 2012

JADWAL PRESENTASI

1. TANGGAL 20 APRIL 2012

    A. AHMAD FU'AD
    B. MOH. NURI ALFIAN
    C. SITI KOMARIYAH

2. TANGGAL 4 MEI 2012
  
     A. TAUFIK IMAM MALIKI
     B.  PANDU WIJAYA KUSUMA
     C. NUR KHOLIFAH
     D. TOMMI FEBRI FIRMANSYAH
     E. MOHAMAD ANAS


3. TANGGAL 11 MEI 2012

     A. SITI AMINA
     B. WINDU PRASETYO
     C. ENDI RAYA
     D. YUSRON WAHYUDI
     E. SELAMET


4. TANGGAL 18 MEI 2012

    A. RIDHO LEGONO
    B. WAHID YANUAR RAHMAN
    C. HUSNIL MUBAROK
    D. ELLY SUSANTO
    E. YUDI INDRA SETYAWAN

Elektronika Digital

HUSNIL MUBAROK
1055201013

Peralatan elektronika elektronika dewasa ini hampir semuanya sudah menerapkan prinsip – prinsip dari elektronika digital.
Di dalam elektronika digital hanya mengenal 2 keadaan logika, yaitu 0 dan 1, 0 berarti berarti tegangan (input/output) memiliki level tegangan tegangan antara 0 – 0,7 V (TTL), sedangkan 1 berarti tegangan (input/output) memiliki level tegangan antara 3,6 – 5 V.
Terdapat beberapa gerbang logika yang digunakan dalam dalam elektronika digital, dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Gerbang Logika Dasar
Gerbang Logika Dasar
Dari tabel diatas, misal pada AND Gate pada masukan A berlogika 1, dan masukan B berlogika 1, maka keluaran F juga akan berlogika 1 seperti yang terlihat dalam tabel kebenaran.
Dalam Elektronika digital, rangkaian gerbang logika, rangkaian gerbang logika dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu, rangkaian kombinasional dan rangkaian sekuensial :
1. Rangkaian Gerbang Logika Kombinasional
Rangkaian Gerbang logika Kombinasional dipakai dipakai pada rangkaian Adder,  rangkaian adder ini banyak dipakai dalam aritmatika yang menjadi dasar dari ALU (Arithmatic and Logical unit) atau yang merupakan otak dari sistem mikro komputer.
A. Rangkaian Half Adder (2 bit)
Ini adalah rangkain dasar dari rangkaian adder, rangkaiannya sebagai berikut :
Rangkaian Half Adder
Rangkaian Half Adder
Rangkaian diatas diatas  adalah adalah rangkaian half  adder 1 bit, rangkaian diatas berfungsi untuk menjumlahkan sebanya satu bit,  misalnya pada masukan A berlogika 1 dan B berlogika 1, maka keluarannya adalah 10, CO (Carry out) bisa dipakai jika rangkaian ini akan dikembangkan menjadi lebih dari 2 bit.
Adapun tabel kebenarannya adalah sebagai berikut :
Tabel Kebenar Rangkaian Half Adder
Tabel Kebenar Rangkaian Half Adder
B. Rangkaian Full Adder
Rangkaian Full adder adalah sebagai berikut :
Rangkaian Full Adder
Rangkaian Full Adder
Dalam rangkaian diatas, merupakan penyempurnaan dari Half adder, sehinnga pada rangkaian ini dapat dapat menyertakan Carry out dari dari penjumlahan sebelumnya, dengan adanya Carry in maka rangkaian diatas dapat dikembankan menjadi lebih dari 1 bit masukan, bisa 8bit, 16bit, dll.
Adapun Tabel kebenaran dari rangkaian Full Adder adalah sebagai berikut :
Tabel Kebenaran Rangkaian Full Adder
Tabel Kebenaran Rangkaian Full Adder
2. Rangkaian Gerbang Logika Sekuensial
Rangkaian Gerbang Logika sekuensial adalah suatau rangkaian yang keluarannya dipengaruhi oleh logika masukan sebelumnya (Waktu sebelumnya).
Rangkaian Gerbang Logika Sekuensial adalah sebagai berikut :
A. Flip – Flop RS
Flip - Flop RS
Flip - Flop RS
B. D Flip – Flop
Flip - Flop D
Flip - Flop D
C. Flip – Flop JK
Flip - flop JK
Flip - flop JK
3. Register
Register berfungsi untuk menyimpan data secara digital, register disebut juga sebagai memory dimanis. Dibangun dari kumpulan Flip – Flop yang banyaknya menentukan jumlah bit data yang dapat disimpan dalam Register.
Rangkaian Register adalah sebagai berikut :
A. Register Seri
Register seri adalah sebuah register dimana proses penyimpanan datanya dapat dilakukan secara serial.
Register Seri
Register Seri
B. Register Paralel
Register seri adalah sebuah register yang dapat menyimpan data dimana proses penyimpanan datanya dapat dilakukan secara paralel.
Register Paralel
Register Paralel

Cara cepat Konversi bilangan BINER, OKTAL, HEXA…

SITI KOMARIYAH
1055201036

Pada dasarnya pengolahan teknologi digital menggunakan bilagan biner…
Tapi untuk memenuhi pengolahan data yg lebih efektif dan efisien maka dibuat sistem bilangan oktal dan hexa…
Biner adalah bilangan yang hanya terdiri dari 2 bilangan, yaitu 0 dan 1…
Oktal adalah bilangan yang terdiri dari 8 bilangan, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7…
Hexa adalah bilangan yang terdiri dari 16 bilangan, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F…
Permasalahan yang sering timbul adalah bagaimana caranya mengkonversi dari satu ke yang lainnya… Berikut juga operasi2 yang dapat dilakukan kepadanya…
contoh…
Biner: 01 jika dalam desimal maksudnya 0*21 + 1*20 = 1.
Oktal juga sama yaitu mengganti 2 dg angka 8, begitpun hexa hanya dg maengganti 2 dg angka 16…
Masalahnya bagaimana cara cepat untuk mangkonversi dari bilangan biner ke oktal ato hexa…
Prinsionya adalah dengan memanfaatkan karakteristik bilangan itu sendiri…
Bilangan biner merupakan bilangan dengan perpangkatan max 21 , sedangkan oktal adalah bilangan dengan perpangkatan max 23 , dan hexa adalah bilangan dengan perpangkatan max 24 .
Nah maksudnya apa? Maksudnya adalah 3 bilangan di depan/belakang koma pada biner merupakan satu bilangan di depan/belakang koma pada oktal. Begitu juga kalo mau hexa, 4 bilangan di depan/belakang koma pada biner merupakan satu bilangan di depan/belakang pada hexa.
Contohnya…
Biner: 10111,1100
Oktal:
  Lihat 3 bilangan depan koma: 111 dan 010 (kalau paling depan sudah tidak ada angka tambahkan saja dg 0)
  Lihat 3 bilangan belakang koma: 110 dan 000 (kalau paling depan sudah tidak ada angka tambahkan saja dengan 0)
  Konversi:111=1*22 +1*21 +1*20 =7; 010=0*22 +1*21 +0*20 =2;110=1*22 +1*21 +0*20 =6;000=0*22 +0*21 +0*20 =0.
  Jadi dalam oktal 10111,1100=27,60…
Begitu juga pada hexa…

Jumat, 13 April 2012

Elektronika Digital: Rangkaian Flip-flop

Pandu Wijaya Kusuma : 1055201028     Flip-flop adalah suatu rangkaian bistabil dengan triger yang dapat menghasilkan kondisi logika 0 dan 1 pada keluarannya. Keadaan dapat dipengaruhi oleh satu atau kedua masukannya. Tidak seperti fungsi gerbang logika dasar dan kombinasi, keluaran suatu flip-flop sering tergantung pada keadaan sebelumnya. Kondisi tersebut dapat pula menyebabkan keluaran tidak berubah atau dengan kata lain terjadi kondisi memory. Oleh sebab itu flip-flop dipergunakan sebagai elemen memory.
Rangkaian flip-flop yang paling sederhana adalah RS Flip-flop yang memiliki dua masukan yaitu R = Reset dan S = Set serta dua keluaran Q dan \overline{Q}.
Perhatikan Tabel Kebenaran dan Gambar Flip-flop R-S Berikut:

Sesuai dengan namanya, keluaran flip flop Q = 1 dan \overline{Q} = 0 pada saat S = 1 dan R = 0,dan reset ketika S = 0 dan R = 1 akan menghasilkan keluaran Q = 0 dan \overline{Q} = 1. Kondisi tersebut adalah kondisi satbbil dari RS flip-flop.
Ketika kedua masukan R dan S berlogika 0, keluaran flip-flop tidak berubah tetap seperti pada kondisi sebelumnya. Tetapi ketika kedua masukan R dan S berlogika 1 maka keluaran flip-flop tidak dapat diramalkan karena kondisinya tidak tentu tergantung pada toleransi komponen dan tunda waktu temporal dan lain sebagainya dan kondisi tersebut dapat diabaikan.
Pada prakteknya sebuah RS Flip-flop dapat dibangun dari rangkaian dua buah gerbang AND yang saling dihubungkan silang seperti ditunjukan pada Gambar berikut.
Rangkaian RS Flip-flop dengan gerbang NAND
Berbeda dengan flip flop dengan Gambar pertama, keluaran dari flip-flop adalah kebalikan dari flip-flop tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya garis di atas variabel inputnya.
Lebih lanjut tipe yang sangat penting dari flip-flop adalah master slave flip-flop atau disebut juga dua memory yang pada dasarnya dibangun dari dua flip-flop yang terhubung secara seri. Jalur kontrol dapat diatur dari sebuah clock melalui penambahan sebuah gerbang NAND. Gambar rangkaian dasrnya ditunjukkan dalam gambar berikut:

Pertama kita lihat pada master flip-flop. Jika masukan clock adalah 0 kedua keluaran dari kontrol clock I adalah 1. Ini artinya bahwa suatu perubahan keadaan pada masukan S dan R tidak berpengaruh pada master flip-flop. Flip flop tersebut mempertahankan keadaan. Di sisi lain jika masukan clock adalah 1 maka keadaan dari S dan R menentukan keadaan master flip-flop.
Slave flip flop memperlihatkan perilaku yang sama. Kadang kontrol clock adalah dibalik oleh sebuah inverter. Ini artinya bahwa clock 1 dari master flip flop menjadi 0 pada slve flip flop.
Operasi flip-flop ini dijelaskan lebih mudah dari sekuensial temporal dari pulsa clock seperti ditunjukan oleh Gambar berikut.

  • t1 : Ketika pulsa clock muncul dari 0 ke 1 terjadi toleransi daerah 0 ke arah 1 keluaran clock terbalik ke 0. Misalnya keluaran slave flip flop akan off dan mempertahankan kondisi.
  • t2 : Ketika pulsa clock muncul dari 0 ke 1 mencapai batas terendah dari toleransi daerah 1 masukan dari master flip flop adalah dapat diatur, misalnya master flip flop dipengaruhi oleh masukan R dan S.
  • t3 : Ketika pulsa clock turun dari 1 ke 0 terjadi toleransi daerah 1 ke arah 0 masukan master flip flop kembali ditahan. Mmisalnya master flip flop menghasilkan keadaan baru.
  • T4 : Ketika pulsa clock turun dari 1 ke 0 mencapai batas tertinggi dari toleransi daerah 0 masukan dari master flip flop adalah dapat diatur, misalnya master flip flop dipengaruhi oleh masukan R dan S.
Hasilnya bahwa pengaruh masukan R dan S terjadi pada interval t1 sampai t2 data dikirim ke flip flop dan pada saat t4 baru data dikirim ke keluaran. Selama masukan clock 0 data tersimpan di dalam flip flop.

Mengenal Wireless Mesh

Pandu Wijaya Kusuma : 1055201028   Saat ini teknologi Wireless LAN (WLAN) menjadi semakin populer sebagai salah satu pilihan dalam menyediakan akses internet nirkabel pada lingkungan perusahan, kampus, pemukiman, ruang publik, dll. Wireless Mesh sebagai salah satu inovasi varian dari teknologi WLAN menawarkan suatu solusi yang unik karena dapat menggantikan ataupun memperkaya kemampuan infrastruktur jaringan internet yang telah ada, baik yang berbasis kabel maupun nirkabel, secara lebih efektif dan efisien karena mampu mencakup daerah layanan yang lebih luas dan sulit dijangkau tanpa mengesampingkan faktor sekuriti, mobility, dan QoS.
Wireless Mesh berkembang dengan memadukan antara standar Wireless LAN 802.11 a/b/g (lihat artikel sebelumnya mengenai Perbandingan Standar WLAN a/b/g). Secara teknis standar 802.11a (frekuensi 5,8 GHz) digunakan untuk menghubungkan antar AP sedangkan standar 802.11b/g berfungsi menghubungkan device klien ke AP.
Wireless Mesh hampir mirip dengan konfigurasi repeater mode, namun lebih diperluas lagi. AP yang digunakan tidak terbatas hanya 2 AP namun sudah tergolong banyak bisa lebih dari 2 AP. Hubungan antar AP tidak harus point-to-point dan menggunakan jaringan fisik namun sudah ke arah Multi point dan wirelessly.
Konfigurasi
Konfigurasi Wireless Mesh mirip dengan konfigurasi Wireless LAN biasa. Yang membedakan pada WLAN biasa AP terhubung melalui kabel ke jaringan intranet/internet melalui HUB/switch dan pada Wireless Mesh tidak semua AP tersambung langsung melalui kabel ke HUB/switch. Pada Wireless Mesh memungkinkan hubungan antar AP melalui jaringan wireless seperti pada jaingan Point-to-Multipoint. Selain untuk memperluas jangkauan, AP juga dapat tersambung langsung ke client. 

Karakteristik Jaringan Wireless Mesh
Pada dasarnya solusi Wireless Mesh ini dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan teknis pada teknologi WLAN generasi pertama di mana koneksi antara setiap Access Point dengan Switch masih sangat tergantung pada jaringan kabel ethernet dan secara tidak langsung dapat memberikan solusi berbasis teknologi WLAN yang lebih efektif dan efisien. Kendala implementasi terbesar akan muncul ketika daerah yang ingin dicakup sangat luas, terbuka, dan sulit diakses oleh jaringan kabel ethernet, seperti daerah outdoor. Selain itu jaringan kabel ethernet yang dibutuhkan untuk menghubungkan Access Point dengan Switch ini secara teknis juga memiliki limitasi jarak.

Karakteristik dan kelebihan solusi Wireless Mesh antara lain:
1. Memberikan nilai tambah dalam mengawali dan mengembangkan bisnis akses internet nirkabel berkecepatan tinggi.
a. Solusi ini mampu mendukung fitur sekuriti dan mobility
b. Solusi ini mampu mendukung tingkat QoS yang cukup baik untuk menjalankan aplikasi triple play yaitu penggabungan suara, data, dan video dalam satu infrastruktur
c. User terminal seperti handset, PDA, Laptop, dan PCMCIA yang mampu mendukung teknologi WLAN berbasis IEEE 802.11b/g semakin mudah diperoleh, umum digunakan, dan terjangkau.
2. Mengurangi biaya kapitalisasi, instalasi, dan operasional.
a. Menggunakan koneksi nirkabel yang lebih ekonomis untuk koneksi antar Access Point dan Access Point dengan User Terminal.
b. Kemampun auto-configuration, self-organizing, dan self-healing yang memungkinkan penekanan biaya instalasi dan operasional.
c. Penyederhanaan sistem manajemen network yang tersentralisasi.
3. Solusi yang sangat fleksibel dan efisien jika dilihat dari kapasitas end user dan data rate yang dapat ditawarkan, luas daerah yang dapat dicakup indoor maupun outdoor, serta berbagai aplikasi yang dapat ditawarkan. Keuntungan penerapan Wireless Mesh ini adalah kemampuan dalam mengcover suatu area dan fleksibilitas dalam instalasinya


Gambar skema Rangkaian LED Berjalan Sederhana beserta komponen dan cara pembuatannya

Pandu Wijaya Kusuma : 1055201028   Rangkaian LED banyak sekali kita temukan disekeliling kita. lampu hias, lampu indikator dan tulisan berjalan banyak memanfaatkan susunan dari lampu LED ini. Pada kesempatan kali ini kita akan coba membuat sebuah rangkaian LED yang akan menampilkan nyala lampu yang berjalan secara bergantian atau sering dikenal dengan sebutan rangkaian lampu berjalan / running LED.
Untuk membuat rangkaian led berjalan dibutuhkan beberapa komponen elektronika sederhana yaitu rangkaian multivibrator astabil, rangkaian pencacah pulsa naik-turun 4 bit (IC 74LS191) serta rangkaian dekoder 4 ke 16 (IC 74LS154).
Kecepatan pergerakan nyala LED dipengaruhi oleh besarnya frekuensi detak (clock). Setiap detak (pulsa) akan dicacah oleh IC 74LS191 dengan mode pencacahan yang dipengaruhi oleh keluaran NAND latch. Keluaran Nand Latch akan berlogika tinggi jika pin 17 dari IC 74LS154 berlogika rendah (kondisi ini akan membuat cacahan menaik). Demikian sebaliknya keluaran Nand Latch akan berlogika rendah jika pin 1 dari IC 74LS154 berlogika rendah (kondisi ini akan membuat cacahan menurun).
Ketika cacahan menaik maka nyala LED akan bergerak dari LED di pin 1 ke 17, sebaliknya maka nyala LED akan bergerak dari LED di pin 17 ke 1.
Rangkaian LED Berjalan Sederhana aplikatif  skema rangkaian led berjalan sederhana skema rangkaian led berjalan skema rangkaian led rangkaian running led rangkaian led sederhana rangkaian led berjalan rangkaian led
Aplikasi penggunaan lampu LED ini bisa anda terapkan untuk membuat tulisan berjalan atau lampu hias dirumah. Rangkaian LED ini akan menyalakan lampu secara bergantian dan akan nampak seperti berjalan dari kiri ke kanan.

Rangkaian Penjaga Audio Mobil

Pandu Wijaya Kusuma : 1055201028.   Rencana tak selamanya berjalan mulus dan sesuai harapan. Alhasil harusnya jam 11.45 sudah sampai kantor eh nyatanya masih dalam perjalanan. Hari Jum’at lagi. Terpaksa deh kami di sepanjang jalan mencari mesjid untuk ikut shalat Jum’at. Setelah ketemu, mobil di parkir di tepi jalan karena halaman mesjid sudah penuh dengan parkiran lain. Kami pun langsung turun dan masuk ke dalam mesjid.
Waduh ternyata ketiban sial, rupanya pas ninggalin mobil lupa nutup kaca pintu depan. Jadi deh perangkat audio mobilnya ada yang ngembat. Rupanya si pencuri kurang tahu adat, berani-berani nyuri barang orang yang lagi shalat. Tar kualat lho. Temenku yang satu ini (yang punya mobil) emang maniak musik, makanya di dalam mobil juga audio sistem yang dipasangnya CD/DVD player, bukan lagi tape mobil.
Yach dari pada kejadian yang sama terulang, setelah kembali membeli audio sistem yang baru, kami mencoba membuat rangkaian pengaman berupa alarm anti maling. Tapi yang ini spesial buat ngamanin audio mobil. Dokter aja ada spesialisnya masa alarm gak ada hik hik hik
Ini sob Rangkaian Penjaga Audio Mobil yang kami maksud. Silakan lihat dan pelajari gambar skemanya. Kalo berminat, bikin aja sendiri. Gampang kok.
Cara Menjaga Audio Mobil Dari Pencurian sensor  Pencuri Audio Mobil Anti Maling Alarm
Rangkaian Penjaga Audio Mobil ini kecil, berdasarkan chip populer CD4093 CMOS NAND, dapat secara efektif digunakan untuk melindungi sistem audio mobil mahal Anda terhadap pencurian. Ketika 12V DC dari baterai mobil diterapkan pada gadget (seperti yang ditunjukkan oleh LED1) melalui saklar S1, sirkuit beralih ke modus siaga. LED dalam IC1 optocoupler menyala sebagai terminal katoda yang didasarkan melalui audio mobil (penguat) tubuh. Akibatnya, output pada pin 3 dari gerbang N1 turun dan menonaktifkan seluruh rangkaian. Setiap kali dilakukan usaha untuk menghapus audio mobil dari pemasangannya dengan memotong kabel yang menghubungkan, optocoupler segera mati, sebagai terminal katoda LED yang menggantung. Akibatnya, rangkaian osilator dibangun di sekitar gerbang N2 dan N3 diaktifkan dan mengontrol timing ‘on’ / ‘off’ dari relay melalui transistor T2. (Kontak Relay dapat digunakan untuk memberi energi sebuah pager darurat, indikator, klakson mobil, dll, seperti yang diinginkan) Akhirnya alarm berbunyi sebagai pertanda ada orang yang mau menggondol audio mobil.

Kamis, 12 April 2012

Materi Kuliah Pertemuan 1 dan 2

Materi Elektronika Digital 1 silahkan download disini
Materi  Elektronika Digital 2  silahkan download disini
Materi Dasar Elektronika Digital dan Analog silahkan download  disini
Tugas Translate Pertemuan 3 silahkan download disini